Tak ada sinar
matahari di atas langit karena tertutup oleh mendung, warga yang tinggal
di daerah rawan banjir, khususnya di 4 kelurahan dan 5 desa di
Kecamatan Sampang Kota, mulai resah dan khawatir adanya banjir kiriman
dari wilayah utara kota ini.
"Dua hari ini Sampang mendung terus, Mas. Jadi, kami warga yang tingal di daerah rawan banjir ketar-ketir karena bisa saja mendadak ada kiriman air dari utara," kata Rahmad Kurniawan, warga yang tinggal di Kelurahan Delpenang, Minggu (23/10/2016).
Hal senada diutarakan oleh Rahman, warga yang tinggal di Desa Gunung Madah. Dengan kondisi mendung yang disertai hujan, tak hanya membuat kekhawatiran adanya banjir. Akan tetapi, juga menganggu sejumlah pekerjaan rumah, khususnya jemuran pakaian yang tak kunjung kering.
"Kami berdoa saja, Mas. Semoga enggak ada banjir, tapi itu mustahil. Lha Sampang ini sudah menjadi wilayah yang rawan banjir," ujarnya.
Sekadar dikatahui, banjir yang terjadi awal musim penghujan tahun ini telah merengut 3 nyawa warga Sampang. Untuk dampaknya, juga membawa virus leptospirosis dan membawa korban satu nyawa.
"Dua hari ini Sampang mendung terus, Mas. Jadi, kami warga yang tingal di daerah rawan banjir ketar-ketir karena bisa saja mendadak ada kiriman air dari utara," kata Rahmad Kurniawan, warga yang tinggal di Kelurahan Delpenang, Minggu (23/10/2016).
Hal senada diutarakan oleh Rahman, warga yang tinggal di Desa Gunung Madah. Dengan kondisi mendung yang disertai hujan, tak hanya membuat kekhawatiran adanya banjir. Akan tetapi, juga menganggu sejumlah pekerjaan rumah, khususnya jemuran pakaian yang tak kunjung kering.
"Kami berdoa saja, Mas. Semoga enggak ada banjir, tapi itu mustahil. Lha Sampang ini sudah menjadi wilayah yang rawan banjir," ujarnya.
Sekadar dikatahui, banjir yang terjadi awal musim penghujan tahun ini telah merengut 3 nyawa warga Sampang. Untuk dampaknya, juga membawa virus leptospirosis dan membawa korban satu nyawa.